Siapkan Pansel Pimpinan Badan Siber dan Sandi Negera
Asman memang belum menjelaskan secara rinci soal pansel pimpinan BSSN maupun mekanisme seleksi yang akan dilakukan.
Namun, sudah munc dorongan agar pemerintah menyertakan kalangan profesional di bidang keamanan siber turut diberi kesempatan masuk BSSN. Sebab, mengurus BSSN tidak ubahnya menangani persoalan keamanan siber di tanah air.
"Memang sangat diharapkan ada unsur profesional," ungkap pakar keamanan siber Ruby Alamsyah.
Pria yang akrab dipanggil Ruby itu menjelaskan bahwa persoalan siber di tanah air sangat beragam. Itu semakin berat ditangani lantaran jumlah pengguna internet pun terus bertambah.
Berdasar data Kemenko Polhukam jumlahnya sudah menyentuh 130 juta orang. Untuk itu, kata Ruby, dibutuhkan kalangan profesional di BSSN. "Tidak perlu jadi pimpinan. Yang penting ada," ungkapnya.
Ruby mengungkapkan bahwa pimpinan BSSN tetap bisa diisi oleh jajaran PNS atau aparat TNI dan Polri yang sudah berpengalaman. Itu sesuai ketentuan yang sudah diatur dalam Perpres BSSN.
Agar kinerja lembaga tersebut benar-benar optimal, pria yang juga turut serta merancang pembentukan BSSN sejak 2013 itu menuturkan, kehadiran unsur profesional penting. "Supaya tidak sekedar ada (BSSN) saja," kata dia.
Dengan keberadaan kalangan profesional, sambung Ruby, BSSN akan lebih siap bertugas sejak kali pertama terbentuk. Sebab, kalangan profesional sudah punya pengalaman bekerja di bidang keamanan siber.
Pemerintah mematangkan rencana membentuk Badan Siber dan Sandi Negera (BSSN), pascaterbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 53 Tahun 2017.
- Panglima TNI Menunjuk Letjen Nugroho Sulistyo Budi menjadi Kepala BSSN
- ISACA Indonesia Dorong Penguatan Keamanan Digital dan Tata Kelola Teknologi
- Perkuat Posisi dalam Keamanan Siber, MGS Resmi Terdaftar di ASPI & BSSN
- Data NPWP Bocor, Bareskrim Lakukan Penyelidikan
- Email DPR Diduga Diretas, Kemenkominfo Merespons Begini
- Soal Dugaan Kebocoran Data BKN, Nezar Patria: Kami Sedang Telusuri