Siapkan Sensus Nilai Kurikulum 2013
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui bahwa ada sejumlah persoalan dalam implementasi kurikulum 2013. Karena itu, kementerian yang dipimpin Mohammad Nuh tersebut akan menjalankan Sensus Kurikulum 2013. Rencananya, sensus itu mulai dilaksanakan akhir Agustus ini.
M Nuh mengatakan, pengambilan kebijakan di Kemendikbud harus didasari data. "Tidak boleh pakai rasanya kurikulum baru ini berjalan baik atau rasanya kurikulum baru ini berjalan kurang baik. Semua harus ada datanya," ujarnya saat ditemui di kantornya kemarin.
Mantan rektor ITS itu menambahkan, Kemendikbud sedang menyusun program sensus. Sebagai langkah pertama, Nuh kemarin memanggil seluruh kepala lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP).
Lembaga itu merupakan kepanjangan tangan Kemendikbud di tingkat provinsi. "Saya tegaskan bahwa hari ini (kemarin, Red) belum libur. Cuti bersamanya baru mulai Senin depan," ujarnya.
Nuh menuturkan, LPMP memiliki peran sentral dalam pengawasan implementasi kurikulum baru di tingkat bawah. Mekanisme sensus kurikulum baru itu, menurut Nuh, mirip dengan sensus-sensus pada umumnya. Yakni, petugas sensus langsung mewawancara pihak-pihak yang terkait dengan implementasi kurikulum baru. Mulai siswa, kecuali siswa kelas I SD, guru, kepala sekolah, pengawas, hingga perwakilan orang tua siswa. "Kami tidak menjadikan pengamat sebagai sumber sensus," tegas Nuh.
Menurut mantan Menkominfo itu, saat ini jumlah sekolah yang menjalankan kurikulum baru mencapai 6.000 unit. Dia mengatakan bahwa jumlah tersebut masih wajar dan tidak terlalu besar kalau digunakan sebagai sumber sensus. Sebaliknya, Nuh mengatakan bahwa sensus tidak mungkin dilakukan saat kurikulum baru diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.
Berdasar hasil sensus itu, Nuh optimistis bisa menilai banyak hal. Mulai kualitas buku, pelatihan guru, hingga bahan-bahan pembelajaran lain yang sudah didistribusikan kepada guru. Nuh mengatakan, saat ini ada persoalan buku kurang. Dia menyebut urusan itu tidak bisa digeneralisasi sehingga seakan-akan kurikulum 2013 kacau.
"Kalau kasuistik mungkin iya. Kepastian secara global, kita lihat hasil sensus nanti," ucapnya.
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui bahwa ada sejumlah persoalan dalam implementasi kurikulum 2013. Karena itu,
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut