Siapkan Tentara Bayaran untuk Bantu Anti-Kadhafi
Jumat, 08 April 2011 – 08:17 WIB
Menurut Younis, dibutuhkan waktu delapan jam sebelum permintaan serangan udara dipenuhi. "Kalau selama itu, orang-orang mungkin sudah mati dan itu terjadi persis di hadapan komunitas internasional. Apa yang dikerjakan oleh NATO" ucap Younis seperti dikutip Associated Press.
Tudingan itu dibantah Carmen Ramero, juru bicara NATO. Menurut dia, jumlah serangan udara justru kian meningkat setiap hari. Namun, Misrata, kota yang dikuasai pemberontak tapi digempur habis oleh pasukan Kadhafi, tetap menjadi prioritas.
Kebanyakan "tentara" pemberontak memang berasal dari kalangan sipil, yang tentu saja tidak punya pengalaman tempur. Antara lain, pedagang, pekerja kantoran, atau mahasiswa. Meski semangat tempur mereka tidak diragukan, tanpa pengalaman militer, mereka gampang sekali dihalau loyalis Kadhafi dari kota-kota yang pernah mereka kuasai, selain Benghazi.
Selain itu, persenjataan minim dan tidak ada komando yang jelas di lapangan. Bahkan, tentara pemberontak yang satu dengan lainnya kerap tidak saling kenal. "Terlalu banyak (tentara) yang tidak berkomandan. Itu masalah besar," kata Ibrahim Mohammed, salah seorang tentara pemberontak, kepada New York Times.
BENGHAZI - Kemunafikan kubu koalisi semakin terlihat. Setelah berencana menyuplai senjata kepada kalangan anti-Muammar Kadhafi meski PBB melarang,
BERITA TERKAIT
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif