Sibuk Bela Palestina, Puluhan Mahasiswa Asing Diusir dari Amerika

Sibuk Bela Palestina, Puluhan Mahasiswa Asing Diusir dari Amerika
Bendera Palestina dikibarkan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Pusat, Rabu (12/5). Foto/ilustrasi: arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, WASHINGTON DC - Pemerintahan Trump telah mencabut visa puluhan mahasiswa dari Universitas California, Los Angeles (UCLA), Berkeley, Stanford dan Columbia seiring dengan tindakan keras Amerika Serikat terhadap aktivis pro-Palestina.

Rektor UCLA Julio Frenk mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Program Pertukaran Pelajar dan Pengunjung (Student and Exchange Visitor Program) telah mengakhiri status visa enam mahasiswa saat ini dan enam mantan mahasiswa yang terdaftar dalam program pelatihan karier.

"Pemberitahuan pencabutan tersebut menunjukkan bahwa semua penghentian itu disebabkan oleh pelanggaran ketentuan program visa individu," kata Frenk, seraya menambahkan bahwa pencabutan visa baru-baru ini di UCLA menimbulkan kekhawatiran bagi komunitas kampus tersebut yang juga terjadi di universitas-universitas di seluruh negeri.

University of California, Berkeley mengumumkan bahwa enam mahasiswa telah dicabut visa F-1-nya oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri dan diperintahkan untuk meninggalkan negara itu minggu ini. Demikian pula Universitas Stanford, yang mengatakan empat mahasiswa dan dua lulusan baru juga telah dicabut visanya.

Menurut surat kabar mahasiswa Columbia Spectator, visa empat mahasiswa internasional di Universitas Columbia juga dicabut.

Pencabutan visa itu menyusul gelombang penangkapan mahasiswa asing di seluruh Amerika Serikat pada Maret.

Pemerintahan Trump melakukan pencabutan visa dengan mengutip undang-undang imigrasi yang mengizinkan deportasi karena "dampak buruk yang serius terhadap kebijakan luar negeri."

Mahasiswa Columbia Mahmoud Khalil dan mahasiswa Tufts Rumeysa Ozturk baru-baru ini ditahan karena sikap pro-Palestina mereka.

Pencabutan visa itu menyusul gelombang penangkapan mahasiswa asing di seluruh Amerika Serikat pada Maret

Sumber ANTARA
JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News