Sibuk Tekan PKS, Harga Barang Naik tak Diurus
Minggu, 08 April 2012 – 20:20 WIB
"Seharusnya, pemerintah menunjukkan tanggung jawabnya sebagai regulator, karena kenaikan harga kebutuhan pokok justru disebabkan oleh ulah pemerintah yang tidak arif dalam mengelola isu dan rencana kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi," ujarnya.
Baca Juga:
Ia menambahkan, tidak ada anggota kabinet yang menunjukan kepedulian terhadap fakta-fakta yang mengemuka di pasar komoditi kebutuhan pokok rakyat. Masyarakat mengeluh dan bertanya mengapa harga kebutuhan pokok tidak segera turun setelah harga BBM bersubsidi dipastikan tidak naik pada awal April lalu? "Pemerintah seharusnya responsif dan sigap mengoreksi harga kebutuhan pokok," ungkapnya.
Alih-alih peduli, kata Bambang, pemerintah malah lebih sibuk mengurus dirinya sendiri. Setelah menekan PKS untuk mundur dari koalisi dan kabinet, kantor kepresidenan kini sudah menghembuskan lagi isu reshuffle kabinet.
Padahal isu reshuffle kabinet tidak bisa menurunkan harga kebutuhan pokok. "Lalu, siapa yang mengelola kepentingan dan masalah yang dihadapi rakyat?" pungkasnya.(boy/jpnn)
JAKARTA -- Anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menilai, reaksi berlebihan presiden atas keretakan Sekretariat Gabungan (Setgab)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional