Sidang Class Action ke Pemerintah Australia di PN Jakpus Kembali Ditunda

Pengacara yang mewakili warga Indonesia yang menggugat Pemerintah Australia karena mereka dipenjarakan di LP orang dewasa mendesak negara itu menghormati sistem peradilan di Indonesia.
Gugatan class action terhadap Pemerintah Australia ini melibatkan 115 warga Indonesia yang mengaku masih di bawah umur saat dipenjarakan dan ditahan di LP dalam kasus penyelundupan manusia.
Para pengacara ini, termasuk Lisa Hiariej, menuntut ganti rugi $ 103 juta (sekitar Rp 1 triliun) di peradilan perdata yang dimulai pada bulan Februari 2017.
Hakim yang memimpin persidangan kasus tersebut menyatakan frustrasinya karena penundaan sidang terus-menerus. Pada persidangan hari Selasa (14/11/2017), Lisa menyatakan kekhawatirannya bahwa Pemerintah Australia berusaha memperlambat proses peradilan.

ABC News: Ari Wu
Ditemui di luar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat usai persidangan, Lisa mengatakan: "Ini cara Indonesia, pengadilan Indonesia, Anda harus menghormati rakyat Indonesia."
"Tidak terlalu bagus (karena) mereka ingin menunda-nunda (persidangan)," jelasnya.
Selama persidangan hari Selasa, pengacara yang mewakili Pemerintah Australia menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kuasa untuk memperdebatkan masalah apapun selain dari masslah yurisdiksi peradilan tersebut.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya