Sidang Fathanah Molor Lantaran Printer Rusak
jpnn.com - JAKARTA - Persidangan terdakwa kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan tindak pidana pencucian uang, Ahmad Fathanah baru dimulai sekitar pukul 16.50 WIB. Padahal Fathanah dijadwalkan menjalani persidangan pada pukul 13.00 WIB.
Ketua Majelis Hakim, Nawawi Pomolango membeberkan alasan kenapa persidangan Fathanah yang beragendakan pembacaan vonis tidak dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
"Sidang diundur dari jadwal sebelumnya karena printer rusak cuma satu yang bisa digunakan, salah satu hakim di sidang lainnya, dan hakim perlu musyarawah," kata Nawawi dalam persidangan Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (4/11).
Nawawi menjelaskan, majelis hakim membacakan amar putusan Fathanah yang jumlahnya 833 halaman. Namun mereka tidak membaca seluruh amar putusan.
Pada saat mendengarkan putusan, Fathanah hanya didampingi oleh seorang penasihat hukum. Istri Fathanah, Sefti Sanustika tidak mendampingi dalam persidangan.
Seperti diketahui, Fathanah dituntut 17 tahun dan enam bulan penjara oleh jaksa penuntut umum. Dalam tindak pidana korupsi, Fathanah dituntut tujuh tahun dan enam bulan penjara dan denda Rp 500 juta subsider enam bulan kurungan.
Selain itu, jaksa menyatakan bahwa Fathanah terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang. Dalam TPPU, Fathanah dituntut pidana penjara selama 10 tahun dan denda Rp 1 miliar subsider satu tahun dan enam bulan kurungan. (gil/jpnn)
JAKARTA - Persidangan terdakwa kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian dan tindak pidana pencucian uang, Ahmad
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Warga Diimbau Waspada, Gunung Lewotobi Kembali Erupsi
- Ketum Ajak Alumni Pesantren Persis Gaungkan Kolaborasi dan Silaturahmi
- Hmm, OTT di Bengkulu Diduga Terkait dengan Pungutan buat Pilkada
- Aher: Apa yang Sudah Diproduksi Pindad Selama Ini tak Kalah dengan Produk Negara Lain
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar
- WPC dan GPA Serukan kepada Pemerintah untuk Turut Mengakhiri Polusi Plastik