Sidang Kasus Korupsi Timah, eks Direksi Sebut Operasional Smelternya Lebih Mahal
Senada, Mantan Direktur Keuangan Emil Ermindra menyebut beban pokok pendapatan dari produksi logam timah berada di kisaran 5.500 hingga 6.000 US Dolar per ton di luar bahan baku.
"Secara pengalaman, beban pokok pendapatan itu antara 5500-6000an lebih," ujar Emil.
Dirinya juga pernah mencatat, pada 2017 biaya operasional smelter PT Timah untuk menghasilkan logam timah sebesar 6.200 US Dolar per ton.
Sedangkan, biaya sewa smelter PT Timah dengan smelter swasta hanya sebesar 4.000 US Dolar per ton logam.
Emil menyebut, jika ingin membandingkan dengan biaya sewa smelter swasta, biaya yang dikeluarkan PT Timah lebih besar.
"Jadi, kalau mau analisa apple to apple, harus komponennya sama. Kalau kami anggap biaya peleburan yang kami sewakan itu langsung mendapatkan logam, berarti ini beban pokok pendapatan untuk logam itu," jelas Emil. (mcr4/jpnn)
Jajaran Mantan Direksi PT Timah mengungkapkan harga operasional milik PT Timah lebih mahal jika dibandingkan dengan smelter milik swasta.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sidang Kasus Korupsi Timah, Saksi Bantah Dana CSR untuk Harvey adalah Fee
- Petinggi Smelter Ungkap Proses Kerja Sama PT Timah dengan Smelter Swasta
- Bos Smelter Ungkap Fakta Soal Kerja Sama dengan PT Timah Hingga Setoran CSR
- Saksi Curhat Ekonomi Bangka Belitung Hancur Sejak Pengusutan Korupsi Timah
- Saksi Sebut PT RBT Bantu PT Timah dan Penambang Rakyat
- Saksi Ungkap soal Dana CSR Rp 1,6 M dari PT SIP di Kasus Dugaan Korupsi Timah