Sidang Umum PBB: Menlu Retno Angkat Isu Kemanusiaan di Myanmar

Kedua, membantu menciptakan perdamaian yang berkesinambungan melalui pembangunan ekonomi dan pemberdayaan bagi masyarakat Rakhine State. Fasilitas pendidikan dan kesehatan harus diberikan. Roda perekonomian harus segera dapat digerakkan.
Hal lain yang juga penting adalah masyarakat yang toleran dan majemuk harus terus ditumbuhkembangkan. “Indonesia telah membangun sekolah dan rumah sakit serta pasar rakyat untuk menggerakkan sektor ekonomi dan mencukupi kebutuhan kesehatan dan pendidikan masyarakat di Rakhine State,” kata Retno.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa baru-baru ini, Indonesia menginisiasi penyelenggaraan dialog antarkeyakinan (interfaith dialogue) bagi masyarakat di Rakhine State yang terdiri dari beragam etnis, agama, dan latar belakang, agar tercipta masyarakat yang toleran dan majemuk.
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa selama ini ASEAN terus berkolaborasi untuk mendorong proses repatriasi para pengungsi melalui peningkatan kapasitas pusat transit dan penerimaan pengungsi, penyebaran informasi bagi pengungsi, dan dukungan kebutuhan dasar pengungsi.
Ketiga hal ini harus dilakukan secara komprehensif agar proses repatriasi dapat segera dilakukan. “Masyarakat internasional harus segera dapat mengakhiri krisis kemanusiaan ini dan Indonesia siap berkontribusi,” ujar Retno sebelum mengakhiri pidatonya. (ant/dil/jpnn)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyeru masyarakat internasional mengambil langkah darurat untuk segera menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.
Redaktur & Reporter : Adil
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
- Lebih dari 3.000 Orang Tewas Akibat Gempa Myanmar
- Gempa Bumi Kembali Terjadi di Myanmar Hari Ini
- Korban Tewas Gempa Myanmar Mencapai 2.700 Orang, BNPB Beri Info soal WNI
- Prabowo Bakal Lepas Misi Kemanusiaan ke Myanmar 3 April
- Indonesia Berangkatkan Pasukan Misi Kemanusiaan Gempa ke Myanmar