Signifikansi Prakarya dan Seni dalam Kurikulum Merdeka
Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara
Dalam analisis Ernest Boyer (dalam craiginzana.com, 2024) seni estetika membantu seseorang melihat hubungan dan memberikan makna yang lebih kohesif pada dunia kita.
Oleh karena itu, Proses refleksi dan kontemplasi murid tidak hanya ekspresi diri, tetapi juga mencerminkan dinamika kehidupan sehari-hari yang mereka alami.
Karya seni sebagai hasil proses perenungan mendalam memberikan kepuasan tidak hanya bagi seniman, tetapi juga menimbulkan kegembiraan luar biasa bagi para murid yang terlibat.
Setiap goresan atau sentuhan menjadi ekspresi jiwa dan pikiran mereka, mengubah ide menjadi realitas konkret.
Kegembiraan para murid selain berasal dari keindahan visual, juga dari kesadaran akan kemampuan mereka dalam mengolah gagasan menjadi karya berarti.
Dengan demikian, pendidikan prakarya dan seni tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun fondasi pengembangan pribadi dan kreativitas mendalam bagi para murid.
Sebagai catatan akhir, signifikansi pendidikan prakarya dan seni di lingkungan sekolah tidak boleh diragukan lagi.
Pendidikan ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan keterampilan teknis dalam menghasilkan karya seni, tetapi juga untuk membantu mengembangkan sensitivitas dan apresiasi seni yang mendalam pada para murid.
Prakarya sebagai pekerjaan tangan dalam konteks pendidikan formal, merupakan pintu gerbang menuju warisan kreatif manusia yang lebih dalam.
- Mendikdasmen Belanja Masalah, Seluruh Guru di Indonesia Wajib Tahu, Ada soal Sertifikasi
- Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Pesan Prabowo soal Kurikulum Merdeka, Alon-Alon
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Pameran AKI 2024 jadi Ajang Mengenalkan Seni Budaya Nusantara
- Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar? Simak Penjelasan Mendikdasmen