Sikap Antikritik Erdogan Bunuh Satire Politik Turki
jpnn.com, ISTANBUL - Komedian, penulis, dan pembawa acara bincang-bincang Stephan Colbert, yang juga dikenal sebagai salah satu kritikus paling keras terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mulai memproduksi serial animasi satire berjudul "Our Cartoon President” pada tahun 2017. Kartun itu mengejek Trump dan kabinetnya, penasihat dan anggota keluarga.
“Our Cartoon President” adalah komedi politik yang sangat kritis terhadap pemerintahan Trump tetapi juga tidak menyatakan dukungan ke pihak lain. Secara umum, meskipun seri ini kebanyakan menyindir Trump dan anggota keluarganya, dari waktu ke waktu, satire itu juga mengolok-olok tokoh-tokoh seperti CEO Amazon, Jeff Bezos, dan para pemimpin Partai Demokrat.
Satire seperti itu sekarang ini tidak sempat terpikirkan di Turki. Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak akan mentolerir kritik sekecil apa pun. Itu karena jaksa dan hakim siap mengambil tindakan cepat terhadap kritik seperti “Our Cartoon President”, sehingga mendorong masyarakat untuk berpikir jauh-jauh sebelum melakukannya.
Melansir laman Ahvalnews, Selasa(9/6), Turki dulu memiliki program televisi serupa. Program “Plastip Show” tidak ragu-ragu mengkritik tokoh-tokoh politik negara dengan menggunakan media boneka plastik.
Bahkan Kenan Evren, yang dikenal sebagai arsitek kudeta tahun 1980 dan presiden pascakudeta, turut dalam pertunjukan semacam itu, dan dia juga tidak lepas dari kritik seperti para pemimpin Turki lainnya.
Demikian pula, sebuah program yang disebut “Class of Leaders” pada 1990-an dengan tokoh anak-anak yang berpura-pura menjadi figur politisi terkemuka saat itu, ditampilkan dengan cara yang konyol. Dalam satu episode, pemimpin Islamist Welfare Party, Necmettin Erbakan bahkan digambarkan sedang mabuk.
Namun, untuk saat ini sangat tidak mungkin membuat program apa pun yang berani mencoba melakukan kritik semacam itu terhadap Erdogan. Dewan Tertinggi Radio dan Televisi (RTÜK) Turki pasti akan langsung menutup media yang bersangkutan, atau jika itu ada pada platform media online maka situs tersebut akan dilarang.
Di tahun 1990-an, baik Amerika Serikat maupun Turki, mungkin terganggu oleh program semacam ini. Tetapi, kritik seperti itu, dan bahkan yang lebih keras, tidak dianggap sebagai ancaman. Umumnya mereka menganggap yang berbahaya adalah pemimpin atau diktator otokratis.
Erdogan tidak akan pernah mengizinkan siapa pun untuk menggambarkannya dalam program satire
- Doli Usul Pembentukan Omnibus Law UU Politik, Diharapkan Sah Pas Awal Pemerintahan Prabowo
- Hasil Survei Edelman: 73 Persen Masyarakat Indonesia Lebih Suka Beli Produk Lokal
- Stabilitas Politik dan Keamanan Menentukan Keberhasilan Pemerintahan Prabowo
- Mengenang Fethullah Gülen, Pejuang Pendidikan Turki yang Menginspirasi Dunia
- Pidato Perdana Jadi Presiden, Prabowo Minta Indonesia Tidak Mudah Bangga Jadi Negara G20
- Megawati Bakal Bertemu Prabowo Setelah Proses Pelantikan, Tidak Bahas Isu Menteri