Sikap SP Pertamina Menolak Ahok Hanya Menimbulkan Kontroversi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing mempertanyakan sikap Serikat Pekerja (SP) Pertamina menolak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) duduk sebagai pimpinan di lembaga itu.
Dosen di Universitas Pelita Harapan itu khawatir, penolakan hanya akan menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Sama seperti aksi wadah pekerja KPK yang menolak pimpinan baru di lembaga antirasuah itu beberapa waktu lalu.
Emrus kemudian mengingatkan, Pertamina merupakan institusi bisnis. Pengelolaan perusahaan sepenuhnya mengutamakan prinsip-prinsip profesionalisme. Tidak bisa menilai seseorang hanya berdasarkan argumentasi tanpa disertai penilaian terhadap kinerja.
"Kalau hanya melakukan gerakan tolak Ahok, itu menjadi tindakan bernuansa politik yang punya agenda politik. Seharusnya tidak boleh terjadi," ujar Emrus di Jakarta, Kamis (21/11).
Direktur Eksekutif EmrusCorner kemudian mengutip alasan pimpinan SP Pertamina menolak mantan Gubernur DKI Jakarta ini, sebagaimana dimuat sejumlah media massa.
Menolak karena kata-kata Ahok dinilai kasar dan sering membuat gaduh. Alasan itu dinilai tidak masuk akal dan terkesan mengada-ada.
Alasan yang dikemukakan juga dinilai dangkal karena tidak disertai fakta, data dan bukti yang valid.
Pengamat mempertanyakan sikap Serikat Pekerja (SP) Pertamina menolak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) duduk sebagai pimpinan Pertamina.
- Konsisten Hadirkan Kegiatan Ini, Pertamina Dianugerahi Penghargaan Change The World 2024
- Pertamina Tambah Stok 2,5 Juta Tabung Elpiji 3 Kg untuk Tiga Provinsi Ini
- Metode Steamflood PHR, Inovasi Anak Bangsa untuk Ketahanan Energi Nasional
- Pastikan Ketersediaan LPG 3 Kg, Pertamina Patra Niaga Tambah Pasokan 3,9 Juta Tabung
- Kementerian ESDM dan Pertamina Gercep Tinjau Suplai LPG dari SPBE hingga Subpangkalan
- Pastikan Penyaluran LPG 3 Kg Aman, Menko Pangan & Mendag Tinjau Subpangkalan di Klender