Silakan Simak Penjelasan Prof Mahardika, Bisa Bikin Kita Tetap Bergembira Ria
Selain itu ia mengatakan angka kasus terkonfirmasi mestinya tidak membuat masyarakat begitu cemas.
Secara alami, virus COVID-19 diketahui tidak selalu menyebabkan kasus berat, apalagi sampai meninggal.
Sebagian besar orang yang terpapar, menurut dia, tidak menjadi sakit. Yang mengembangkan gejala klinis pun lebih banyak klinis ringan.
Informasi dari WHO, 80 persen pasien yang sakit dapat sembuh tanpa pengobatan khusus.
Data dari karantina kapal pesiar Diamond Princess di Jepang yang dimuat pada Journal Eurosurveillance bisa dijadikan patokan.
Persentase orang terpapar tapi tak terinfeksi sekitar 75 persen. Proporsi yang positif tanpa gejala adalah 8 persen, dan yang simptomatik adalah 17 persen.
Data dari Wuhan, China, yang dipublikasi di JAMA menyebutkan pasien yang kritis hanya 5 persen dari yang mengeluh ringan sampai berat. Itu berarti 5 persen dari 17 persen, artinya hanya 0.85 persen.
Menurut Mahardika, di alam yang sebenarnya, bukan kapal pesiar, angkanya dapat jauh lebih kecil.
Ahli Virologi Universitas Udayana Prof G N Mahardika menanggapi jumlah positif COVID-19 di Indonesia yang mengalami lonjakan.
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru