Silang Sengkarut Fakta di Balik Kasus Kematian Afif Maulana

Silang Sengkarut Fakta di Balik Kasus Kematian Afif Maulana
Afrinaldi dan Anggun berfoto dengan potret almarhum Afif Maulana, putra sulung mereka di kantor LBH Padang. (Foto: Dokumentasi LBH Padang)

Secara spesifik, Indira menyebut tim Sabhara Polda Sumbar yang beranggotakan 30 orang dan berpatroli saat itu sebagai terduga pelaku. 

"Ketika korban ditemukan, banyak luka-luka di sekujur tubuhnya. Ada luka di bagian punggung, badan sebelah kiri korban, ada telinganya yang berdarah, dan pergelangan serta siku yang penuh dengan lebam-lebam," tutur Indira saat diwawancarai oleh iNews.

Indira menjelaskan, sebelum ditemukan tewas, Afif dan beberapa temannya yang sedang mengendarai motor bertemu dengan patroli polisi. 

Menurut Indira berdasarkan kesaksian teman-teman Afif, mereka dipaksa mengaku ikut tawuran.

"Teman-teman ini berkonvoi motor,  sebelumnya mereka sempat makan bersama karena malam minggu ... mereka mengatakan: 'kami diminta mengakui kami akan tawuran, Kakak'. [Anggota Sabhara bertanya] 'kamu tawuran di mana? Kamu geng siapa?' Memang ada tuduhan-tuduhan seperti itu yang kemudian teman-teman itu dipaksa untuk mengakui mereka akan tawuran, tapi malam itu tidak ada proses tawuran yang terjadi," kata Indira.

Menurut Indira, dugaan Afif menjadi korban penyiksaan anggota polisi semakin menguat, karena dari kesaksian teman-temannya.

Terakhir kali mereka melihat Afif dalam keadaan hidup sebelum ditemukan jasadnya dalam posisi dikerubungi anggota polisi.

"Kami juga menemukan tujuh orang lainnya, lima di antaranya anak-anak, yang sudah kami identifikasi dengan jelas bahwa mereka juga menjadi korban penyiksaan dalam kondisi luka-luka." 

Kematian remaja berusia 13 tahun di Padang bernama Afif Maulana menarik perhatian publik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News