Simak! Informasi Kepala BIN tentang Para Sandera Abu Sayyaf
![Simak! Informasi Kepala BIN tentang Para Sandera Abu Sayyaf](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20160401_125147/125147_440730_teroris.jpg)
jpnn.com - KEPALA Badan Intelijen Negara Sutiyoso Kamis (31/3) dipanggil ke istana. Tujuannya, sangat mungkin membahas masalah itu. Sebelum menghadap presiden, pria yang akrab disapa Bang Yos itu menjelaskan, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Perwakilan BIN Luar Negeri (Perbinlu) di Filipina. Informasi-informasi yang didapat langsung diteruskan kepada pemerintah, termasuk dengan TNI.
”Keselamatan sandera adalah prioritas utama,” tutur mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Secara politis, tutur Sutiyoso, tidak mudah membuat opsi menyerang langsung. Demikian pula apabila Filipina menolak tawaran bantuan dari Indonesia karena persoalan harga diri. Karena itu, sampai saat ini pemerintah mengutamakan jalan negosiasi agar para sandera bisa segera dibebaskan.
Bang Yos juga memastikan bahwa kondisi sandera masih aman. Hanya, pihaknya tidak tahu apakah mereka dijadikan satu atau dipisah-pisahkan. Dia juga menuturkan, yang menjadi sandera bukan hanya WNI. Ada pula sejumlah WNA yang ikut diculik. ”Setahu kami ada 11. Ada Kanada, Belanda, Norwegia, dan Filipina juga,” ungkapnya.
Dari laporan media-media di Filipina, sandera saat ini ditahan di Kepulauan Sulu. Kawasan yang masuk Provinsi Sulu tersebut memang menjadi basis Abu Sayyaf.
Armed Forces of the Phillippines saat ini memobilisasi pasukan dan intelijen mereka ke sana untuk operasi pembebasan.
Militer Indonesia sebenarnya punya pengalaman melakukan pembebasan sandera. Terakhir adalah awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera perompak di perairan Somalia pada 2011.
Namun, semua tergantung kebijakan pemerintah Filipina. Apakah akan meminta bantuan TNI untuk pembebasan atau tidak. (idr/bil/byu)
KEPALA Badan Intelijen Negara Sutiyoso Kamis (31/3) dipanggil ke istana. Tujuannya, sangat mungkin membahas masalah itu. Sebelum menghadap presiden,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Margarito: Dominus Litis di RKUHAP Ciptakan Kewenangan Berlebihan
- Bakul Budaya Rayakan Capgome di Kampus UI
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- Advokat Pertanyakan Urgensi Hak Imunitas Jaksa: Lebih Baik Dihilangkan
- Brantas Abipraya Rampungkan Pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal Papua
- Ahli Hukum Sebut Vonis Banding untuk Harvey Moeis dan Helena Lim sebagai Putusan Sesat