Simak Kata Mantan Combatant di Filipina soal Abu Sayyaf
jpnn.com - SEPULUH warga negara Indonesia yang diduga disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina, masih belum jelas nasibnya.
Militan yang kebanyakan berbasis di Jolo, Basilan dan Mindanao itu sudah meminta uang tebusan. Sementara pemerintah Indonesia, khususnya pasukan penyelamat sudah siaga.
Nah, mantan instruktur Kamp Hudaibiyah, Filipina Selatan, Ali Fauzi angkat bicara soal pembebasan sandera. Pemerintah diminta mematangkan konsep pembebasan sandera. "Sebab, kemungkinan besar semua sandera tersebut tidak dikumpulkan secara bersama-sama. Tetapi, dipisah-pisah menjadi rombongan yang lebih kecil,’’ paparnya, seperti dikutip dari Jawa Pos.
Menurut dia, ini adalah cara standar yang diketahuinya ketika masih menjadi combatant di Filipina Selatan satu dasawarsa lalu. ’’Mereka (Abu Sayyaf) lahir dari situasi yang sulit dan terbiasa hidup yang sulit. Ilmu survival mereka sangat tinggi. Dan mereka sangat terlatih,’’ tambahnya.
Ali Fauzi menyatakan, opsi serangan militer sebaiknya ditaruh paling akhir. Menurut dia, wilayah yang 'dikuasai', lebih mendukung Abu Sayyaf ketimbang penyerangnya.
’’Saya tahu sendiri. Dan bahkan Rangers (pasukan khusus tentara Filipina) belum bisa mengontrol wilayah Mindanao dan Abu Sayyaf,’’ katanya. (c6/ano/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 410 Personel Brimob Terima Satya Lencana Dharma Nugraha, Penghargaan Apakah Itu?
- Ada Kontroversi di Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Komnas HAM Angkat Bicara
- IMDE Gelar Kuliah Umum Bertema Tips dan Trik Wawancara Tokoh
- KPK Lanjutkan Penyidikan Kepada Karna Suswandi
- Kementerian LH Tutup Pembuangan Sampah Ilegal di Bekasi
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya