Simak, Komentar Drajad Terkait Relaksasi dan PMI Manufaktur Menurun

Simak, Komentar Drajad Terkait Relaksasi dan PMI Manufaktur Menurun
Doumentasi - Pemerintah melalui Bea Cukai terus berupayakan percepatan pengeluaran 26.514 kontainer yang tertahan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Foto: dok Bea Cukai

Sementara itu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya menyebut kontraksi PMI Manufaktur RI terjadi karena dipengaruhi penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.

Menurutnya, kontraksi baru pertama kali terjadi sejak Agustus 2021 atau setelah 34 bulan berturut-turut terus ekspansi. Penyebab utamanya permintaan pasar yang menurun.

Data S&P Global memperlihatkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia Juli 2024 turun ke level 49,3 atau terkontraksi.

Pada Juni 2024, PMI Manufaktur Indonesia masih ekspansif di level 50,7.

Agus menyatakan tidak kaget dengan turunnya PMI manufaktur Indonesia sejak kebijakan relaksasi impor diberlakukan.

"Kami tidak kaget dan logis saja melihat hasil survei ini, karena ini semua sudah terprediksi ketika kebijakan relaksasi impor dikeluarkan," ujar Agus. (gir/jpnn)


Pakar ekonomi Drajad Wibowo mengomentari kebijakan relaksasi impor dan kaitannya bagi PMI manufaktur Indonesia yang menurun.


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News