Simak Nih Penjelasan Soal Migrasi TV Analog ke Digital
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Geryantika Kurnia, menjelaskan secara gamblang terkaitp migrasi tv analog ke tv digital atau Analog Switch Off (ASO).
Menurutnya, migrasi tv analog ke digital tetap saja siaran tv yang sekarang ditonton oleh masyarakat, tidak perlu berlangganan, kemudian antena yang digunakan juga tidak perlu berubah.
"Cuma kalau tv-nya masih analog kita perlu set top box, tinggal dicolokkan di permulaan langsung bisa menerima siaran digital," kata dia.
Selain itu, Geryantika menjelaskan migrasi tv analog ke digital akan membuat kualitas gambar dan suara lebih baik, di mana gambar tidak berbintik atau kabur pada sinyal lemah.
Masyarakat yang berada di daerah juga tidak akan lagi mengalami blank spot, dan tidak perlu lagi menggunakan parabola atau berlangganan tv saat tv digital sudah merata di seluruh Indonesia nantinya.
Organisasi PBB yang menangani masalah telekomunikasi, ITU, sebenarnya telah menetapkan ASO pada 2015, sementara ASEAN berkomitmen untuk ASO pada 2020.
"Walaupun terlambat, saya bisa menyampaikan bahwa Indonesia insya Allah tahun 2022 sudah migrasi dari analog ke digital," tegas Geryantika.
Lebih lanjut, menurutnya tv analog boros cost infrastruktur dan penggunaan frekuensi.
Kemenkominfo memberi gambaran jelas terkait rencana migrasi dari tv analog ke tv digital di Indonesia.
- ASN Komdigi Terlibat Judi Online Sudah Teridentifikasi Lama, tetapi Budi Arie Cuek Saja
- Eks Anak Buahnya Disikat Polisi terkait Situs Judi, Budi Arie Berkata Begini
- Minta Polisi Cek HP Pegawai Komdigi Pelindung Situs Judi Online, Sahroni: Bongkar Jaringannya!
- Kemenkominfo: Peran Penting Humas sebagai Kunci Sukses Program Pemerintah
- Rapspoint Hadir di Tengah Pasar Industri Gim Indonesia yang Menjanjikan
- Lewat Webinar, Kemenkominfo Ajak Masyarakat Waspadai Jeratan Pinjaman Online