Simak Penjelasan Sri Mulyani soal Momentum yang Masih Dini dan Rapuh

Simak Penjelasan Sri Mulyani soal Momentum yang Masih Dini dan Rapuh
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Ricardo

Sementara itu, kata dia, bila dilihat dari mobilitas masyarakat memang menunjukkan adanya aktivitas masyarakat yang makin meningkat kalau dibanding Maret, April, Mei 2020 lalu.

"Ini yang mungkin bisa diharapkan, dengan aktivitas lebih tinggi terjemahannya ialah kegiatan konsumsi dan aktivitas ekonomi akan mulai pulih secara bertahap," kata Ani.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2020 mengalami kontraksi, yakni -5,32 persen.

Menurut Ani, dari komposisi agregat demand yang berkontribusi besar terhadap gross domestic product (GDP), konsumsi rumah tangga mengalami penurunan drastis di Kuartal II-2020.

Pada Kuartal I-2020, kata dia, kontribusi rumah tangga masih mengalami pertumbuhan 2,6 persen, tetapi merosot di Kuartal II-2020 menjadi -5,6 persen.

"Dan ini sudah pasti akan membawa kontraksi pada keseluruhan GDP kita," ungkap Ani.

Demikian juga agregat demand yang berasal dari swasta seperti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.

"Sesudah Kuartal I-2020 yang telah melemah 1,7 persen, pertumbuhannya di Kuartal II-2020 -8,6 persen," kata Ani.

Bu Sri Mulyani juga menjelaskan perlunya mewaspadai tahun basah yang tidak akan berjalan terus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News