Simak Penjelasan Sri Mulyani soal Momentum yang Masih Dini dan Rapuh

Simak Penjelasan Sri Mulyani soal Momentum yang Masih Dini dan Rapuh
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Ricardo

Namun, Ani menjelaskan yang perlu diwaspadai adalah tahun basah tidak akan berjalan terus.

"Sehingga, harus melihat pada Kuartal IV-2020 dan pada 2021 mengenai pergeseran msuim kering," kata Ani.

Lebih lanjut Ani menjelaskan sektor pertambangan masih mengalami kontraksi dan belum pemulihan. Dan ini juga berlanjut dari kondisi tahun lalu, di mana penerimaan pajak dari bidang pertambangan yang terus menerus mengalami kontraksi.

Menurut Ani lagi, industri pengolahan juga mengalami kontraksi atau - 6,19.

Sementara, sektor utility seperti gas, listrik, dan air juga mengalami kontraksi atau -4,7 persen.

"Terutama pemakaian listrik mengalami penurunan di Kuartal II karena banyak sekali kantor dan industri yang mengalami penutupan karena adanya WFH," kata dia.

Sektor konstruksi juga mengalami pukulan yakni -5,39 persen di Kuartal II-2020, setelah mengalami pertumbuhan 2,9 persen pada Kuartal I-2020 lalu.

Menurut Ani, yang juga diwaspadai adalah pada sektor services yang selama ini memberikan kontribusi cukup baik. Kecuali, sektor informasi dan komunikasi yang memang mengalami pertumbuhan 10 persen ke atas.

Bu Sri Mulyani juga menjelaskan perlunya mewaspadai tahun basah yang tidak akan berjalan terus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News