Simpan Rekaman Setnov, Dibuka sebagai Jurus Pamungkas

jpnn.com, JAKARTA - Jaksa penuntut umum KPK harus menggunakan strategi menghadirkan para ahli untuk menguatkan dakwaan terhadap Setya Novanto dalam perkara dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP.
Rencananya, para ahli bakal dihadirkan di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin (12/3) pekan depan.
”Hari ini (kemarin, Red) sudah saksi terakhir,” kata jaksa KPK Wawan Sunaryanto kepada Jawa Pos, Kamis (8/3).
Sesuai agenda, sidang Setnov masuk pembacaan tuntutan pada 22 Maret mendatang. Setelah itu, kubu Setnov berhak mengajukan nota pembelaan (pledoi) atas tuntutan jaksa.
Nah, setelah tahapan tersebut dilalui, baru majelis hakim yang diketuai Yanto itu membacakan putusan. Pembacaan putusan paling cepat bisa dilakukan awal April.
Wawan mengatakan, ada 5 ahli yang akan dihadirkan pekan depan. Mereka meliputi ahli penghitungan kerugian keuangan negara dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sampai ahli spesifikasi teknis e-KTP.
Strategi memanggil para ahli itu juga dipakai pada sidang e-KTP dengan terdakwa Irman-Sugiharto dan Andi Narogong.
”Kami akan membuktikan mengenai kerugian keuangan negara dari hasil opini (kerugian Rp 2,3 triliun) itu,” ungkapnya.
Jaksa penuntut umum KPK belum mau membuka rekaman tentang permintaan Setnov kepada para rekanan e-KTP agar mendistribusikan fee.
- Berkas Ekstradisi Buronan Korupsi e-KTP Paulus Tannos Segera Rampung
- Paulus Tannos Buronan Korupsi e-KTP Masih Berstatus WNI
- Jokowi Tanggapi Pernyataan Eks Ketua KPK Agus Rahardjo soal Kasus Setnov
- Jokowi Mempertanyakan Maksud Pernyataan Agus Rahardjo
- Menduga Pernyataan Agus Rahardjo soal Perintah Jokowi di Kasus Setnov, Antara Kontroversi dan Agenda Politik
- Praktisi Hukum Sebut Pernyataan Agus Rahardjo Tendensius dan Bernuansa Politis