Sinabung Masih Siaga
jpnn.com - SIMPANG EMPAT- Ribuan pengungsi korban letusan Gunung Sinabung mengeluhkan kurangnya sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di lokasi penampungan. Keterbatasan itu membuat mereka harus antre berjam-jam. Kondisi itu terlihat di lokasi penampungan Jambur Sempakata Kabanjahe.
Antrean panjang terjadi, Senin (16/9), karena jumlah kamar mandi yang ada di sana terbatas, sementara jumlah pengungsi semakin banyak. Di lokasi ini fasilitas kamar mandi yang tersedia hanya 5 unit, masing-masing 2 untuk laki-laki, dan 3 untuk perempuan. Sementara jumlah pengungsi yang berada di sana sebanyak 2.730 orang.
"Harus menunggu lama kita kalau mau menggunakan kamar mandi. Beginilah situasinya di sini," kata S Beru Ginting, salah seorang pengungsi.
Situasi serupa juga terjadi di sejumlah lokasi penampungan lainnya. Antara lain di Jambur Taras, di Kec. Berastagi yang menjadi lokasi penampungan 1.560 orang pengungsi. Selain masalah MCK, ternyata para pengungsi juga mengkhawatirkan keselamatan dan nasib ternak-ternak mereka yang terpaksa ditinggal di desa.
Saat Gunung Sinabung mulai 'batuk-batuk', warga sekitar langsung melarikan diri. Banyak dari mereka yang kabur tanpa membawa apa pun, kecuali pakaian yang melekat di badannya.
Mereka juga khawatir soal keamanan barang-barang yang ditinggalkan di rumah serta binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kambing, babi dan ayam nya ditakutkan mati karena tidak ada yang memberi makan.
Sementara Polisi Wanita (Polwan) yang bertugas di Polres Karo turut ambil bagian dalam upaya mengatasi trauma anak-anak korban bencana alam letusan Gunung Sinabung yang berada di pengungsian. Anak-anak itu diajak bernyanyi dan bermain bersama di lokasi pengungsian Jambur Taras, Kec. Berastagi.
Lima orang polwan aktif mengajak anak-anak itu bermain, serta menyanyikan lagu kebangsaan maupun lagu tradisional Karo.
Di dalam bangunan jambur, anak-anak itu berteriak gembira. Bertepuk tangan, dan saling tertawa melihat temannya bertingkah lucu saat dikenalkan tentang rambu-rambu lalu-lintas.
Mereka pun berseru senang karena ada acara bagi-bagi permen dan coklat. "Ini upaya kita untuk menghibur adik-adik ini, upaya untuk menghilangkan rasa trauma mereka terhadap letusan gunung berapi," kata Inspektur Polisi Satu (Iptu) Waskita Sembiring, salah satu Polwan yang terlibat dalam kegiatan itu.
Disebutkan Waskita, mereka prihatin dengan bencana alam yang tengah terjadi, dan berharap anak-anak yang menjadi korban bencana ini dapat keluar dari situasi yang muram. "Kalau mereka masih berada cukup lama di penampungan, kita akan melakukan kegiatan seperti ini, mengajak adik-adik ini bermain," kata Waskita yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Kepala Polsek Berastagi.
Hingga kemarin Gunung Sinabung masih menyemburkan asap dan abu vulkaniknya. Meski volumenya sudah mulai menurun dibanding sehari sebelumnya, tapi kondisi ini tak serta merta membuat pihak berwenang berani menurunkan status siaga (level III) gunung setinggi 2.460 meter dpl tersebut menjadi waspada. Karena itu, para pengungsi yang jumlahnya telah mencapai 5877 jiwa itu belum diijinkan kembali ke desa masing-masing.
SIMPANG EMPAT- Ribuan pengungsi korban letusan Gunung Sinabung mengeluhkan kurangnya sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di lokasi penampungan. Keterbatasan
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut