Sindikat Gunakan Mahasiswa Asal Vietnam Untuk Tanam Ganja di Australia
"Banyak diantara mahasiswa ini yang datang ke Australia dengan tujuan utama uintuk bekerja di rumah penanaman ganja." kata Ta.
"Mereka dibutakan dengan jumlah uang yang ditawarkan, kadang bisa $ 20 sampai $ 30 ribu (sekitar Rp 200 sampai 300 juta)."
"Bagi anak-anak muda, jumlah itu besar sekali."
Jack Ta mengatakan dia sudah mendesak pemerintah Australia untuk hanya menerima permintaan visa dari agen migrasi yang terdaftar namun usulan itu tidak diindahkan.
Ta mengatakan karena pemerintah Australia menggantungkan diri dari kedatangan mahasiswa internasional, dengan pendapatan bisa mencapai $AUD 2 miliar setiap tahunnya dari biaya pendaftaran visa saja, maka tidak ada kebutuhan mendesak untuk berubah.
Karena itu memungkinkan, katanya bagi agen migrasi di Vietnam untuk membuat permohonan visa dalam jumlah besar, dan memalsukan data keuangan, dan bahkan memalsukan identitas untuk mendapatkan visa turis atau mahasiswa.
Mereka tidak menuntut ilmu sama sekali
Seorang sumber di Departemen Imigrasi Australia mengatakan kepada ABC bahwa penipuan dalam jumlah besar seperti ini mungkin tidak akan bisa dibuktikan, karena tidak ada pengecekan yang dilakukan terhadap permohonan visa awal, setelah seseorang dideportasi.
Sumber itu menambahkan karenanya tidak pernah ada pertanyaan mengenai apakah ada pertalian pemberian visa awal dengan mereka yang kemudian terbukti melakukan tindak kriminal menjaga rumah ganja dan dideportasi.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat