Singa Atlas
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Rabu, 07 Desember 2022 – 20:20 WIB

Yassine Bounou menjadi pahlawan kemenangan Maroko atas Spanyol di 16 besar Piala Dunia 2022. Foto: REUTERS/Matthew Childs
Itulah yang menjadi pembeda Maroko dari tim Eropa.
Banyak pemain Maroko yang bermain di Eropa, terutama di Spanyol.
Kedekatan geografis dan sejarah kedua negara membuat banyak pemain Maroko lebih nyaman bermain di Spanyol.
Ashraf Hakimi bahkan lahir di Spanyol.
Hakim Ziyech lahir di Belanda.
Yasin Bounou lahir di Kanda.
Mereka semua menimba ilmu di Eropa, dan memakai ilmunya untuk menundukkan gurunya.
Itulah yang antara lain ditunjukkan oleh kiper Yasin Bounou yang menjadi pahlawan Maroko dalam adu penalti.
Ritual lain yang menjadi daya tarik publik dunia adalah kebiasaan pemain Maroko membawa ibunya ke stadion.
BERITA TERKAIT
- Demi Merawat Ibu, Megawati Hangestri Tak Memperpanjang Kontrak dengan Red Sparks
- Reaksi Patrick Kluivert Setelah Timnas U-17 Indonesia Tembus Piala Dunia
- Nick Kuipers Takjub dengan Atmosfer GBK, Nostalgia dengan Liga Belanda
- Kans Indonesia ke Piala Dunia, Jay Idzes: Hanya Soal Waktu
- Timnas Indonesia Dinilai tak Pantas Bermain di Piala Dunia 2026
- Kualifikasi Piala Dunia: Tanpa Messi, Argentina Hajar Brasil 4-1