Singa Putih

Oleh Dahlan Iskan

Singa Putih
Dahlan Iskan dan KH Syaifullah Arif Billah. Foto: disway.id

Pelajaran di pondok itu sepenuhnya salaf –mengajarkan kitab-kitab lama yang tulisannya Arab tanpa tanda baca.

Suatu saat sang kiai bertemu Kiai Asep Saifudin Chalim. Yang sangat sukses membangun pondok pesantren di Pacet –sisi utara kaki gunung Arjuno. Sukses jumlah santri maupun kualitasnya.

Tahun ini 400 lulusan Madrasah Aliyah Amanatul Ummah Pacet lulus masuk ke ITB, Unair, ITS, UGM, Undip, UNS, dan sekelasnya. Belum lagi yang terpilih kuliah di Al Azhar, Mesir dan di berbagai universitas di Tiongkok.

Kiai Asep pun memberikan pandangan ke Kiai Syaifullah yang nyentrik itu. Agar Singa Putih mau membuka madrasah modern. Kiai Asep sanggup jadi penasihat di Singa Putih.

Jadilah Singa Putih membuka pesantren modern. Mula-mula hanya tingkat sanawiah (SMP). Sekarang sudah sampai aliah.

Gedung sekolahnya pun dibuat modern. Megah. Wajah depannya pun seperti bangunan Eropa lama. Pilar-pilarnya besar dan tinggi.

Ada mahkota di bagian atas pilar itu. Lalu ada dua patung singa putih yang lagi mangap di atas gedung.

Kemarin malam bangunan itu diresmikan. Saya diminta hadir.

Saya sudah punya banyak jimat. Bentuknya macam-macam. Mulai Alquran seukuran kuku jempol sampai batu akik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News