Singapura Kewalahan Melawan Virus Corona di Asrama Pekerja Migran
"Kami yakin bahwa tes berulang ini, rutinitas yang telah ditentukan, akan terus memungkinkan kami untuk menyingkirkan hal ini dan dapat mengendalikan virus corona," kata Tan See Leng, Menteri Kedua untuk Tenaga Kerja.
Langkah-langkah lain untuk menangkis virus mulai dari pengurangan pekerja di kamar asrama dan pemeriksaan air limbah untuk jejak virus hingga tempat kerja terpisah hingga penggunaan teknologi yang lebih besar dalam melacak kontak orang yang terinfeksi.
"Ada risiko rendah penguncian massal asrama dan tindakan karantina akan lebih tepat sasaran," kata Hsu Li Yang, pakar penyakit menular di Universitas Nasional Singapura.
Namun sebagian besar pekerja hanya dapat berpindah-pindah antara asrama dan lokasi kerja, kecuali untuk tugas-tugas penting.
"Selain perjalanan kerja dengan truk, kami tidak diizinkan pergi ke mana pun," kata pengawas konstruksi Sharif Uddin. "Ini adalah gangguan mental yang konstan."
"Rasanya seperti berada di penjara," kata pekerja konstruksi Habibur Rahman, 25 tahun. "Kami hanya ingin kembali ke kehidupan normal. Kami ingin bekerja penuh waktu agar dapat menghasilkan dan mengirim uang ke rumah." (ant/dil/jpnn)
Resesi membuat Singapura ogah menerapkan lockdown lagi, kecuali untuk pekerja migran di asrama-asrama yang jadi pusat penyebaran baru virus corona
Redaktur & Reporter : Adil
- Nelayan Kepri Diusir Singapura dari Perairan Indonesia? Langkah Bakamla Begini
- PMI Penyumbang Devisa Terbesar Kedua, UT Dorong Tingkatkan Kompetensi
- PINTAR Kantongi Lisensi Resmi sebagai P3MI, Hubungkan Indonesia ke Dunia
- Migrants Day 2024, Menakar Urgensi Pendidikan Tinggi bagi Pekerja Migran Indonesia
- ASEAN Cup 2024: Kalahkan Singapura, Thailand Melaju ke Semifinal
- Lewat Program ini PMI di Singapura Dipersiapkan Agar Punya Masa Depan Lebih Cerah