Singapura

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Singapura
Patung Merlion dengan latar belakang Marina Bay Sands Singapura. Foto: Joyce Fang/The Straits Times

Namun, di bawah Lee Hsien Loong atau B.G Lee, Singapura terbukti tetap bisa melanjutkan pembangunan dan bersaing sebagai salah satu negara paling maju. Singapura tetap menjadi negara otoriter, tetapi ruang untuk oposisi sudah lumayan lebar.

Singapura di bawah B.G Lee masih tetap menjadi "the fine city" karena masih banyak denda yang diterapkan untuk warganya. Dalam hal penanganan pandemi Covid- 19 sekarang, Singapura bisa disebut sebagai negara yang paling sukses di Asia Tenggara.

Salah satu caranya, selain cepat melakukan vaksinasi, Singapura juga paling ketat menerapkan protokol kesehatan dan karantina bagi siapa pun yang masuk ke Singapura.

Dan, yang tidak kalah penting adalah senjata denda. Siapa pun yang melanggar, pasti langsung kena denda, dan bahkan banyak juga yang dipenjara kalau pelanggarannya serius.

Sekarang ini Singapura menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi menerapkan kebijakan "New Normal" berdamai dengan Covid-19.

Perdana Menteri B.G Lee mengumumkan (29/6) bahwa Singapura sudah tidak lagi menerapkan lockdown untuk menekan laju penekanan penularan, tetapi justru menerapkan kebijakan damai dengan Covid-19.

Singapura memutuskan bahwa apa pun yang dilakukan, Covid-19 ini tidak akan bisa dihilangkan secara benar-benar tuntas.

Covid-19 akan tetap ada dan akan menjadi penyakit biasa semacam penyakit flu.

Covid-19 tidak akan bisa dihilangkan secara benar-benar tuntas. Covid-19 akan tetap ada dan akan menjadi semacam penyakit flu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News