Singkirkan Pemimpin Pro Asing
Rabu, 21 November 2012 – 00:13 WIB

Singkirkan Pemimpin Pro Asing
Karenanya, Jumhur berharap pemuda dapat membuat keputusan-keputusan politik yang berorientasi sosial, membangun kemandirian bangsa. ”Nasionalisme yang harus dibangun bukanlah nasionalisme kaum borjuasi, apalagi menjadi borjuasi busuk. Tapi nasionalisme kerakyatan atau sosionasionalisme. Dalam situasi saat ini, tidak ada alasan untuk bermuram durja dan pesimistik. Kepalkan tangan sekuat-kuatnya dan robohkan setiap penghalang untuk mencapai kesejahteraan rakyat,” tegas Jumhur.
Di tempat yang sama, intelektual dan pemikir kebangsaan Yudi Latif menegaskan saat ini nasionalisme harus dibangun dengan intelektualitas yang kuat agar tidak dibodohi negara lain. Bukan dengan semangat peperangan seperti zaman dahulu. ”Sekarang kita tahu banyak aset-aset bangsa yang dikuasai oleh negara lain. Untuk itu, harus direbut oleh generasi muda bangsa ini dengan semangat meningkatkan intelektualitas untuk membangun nasionalisme,” ujar Direktur Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) ini.
Dengan meningkatkan kemampuan diri, menurut Yudi, adalah salah satu upaya membangun semangat nasionalisme masa kini. Dan itu berbeda dengan membangun semangat nasionalisme masa dulu, yang harus ditebus dan diraih dengan jerih payah mengusir penjajah dari bumi nusantara. ”Nasionalisme sekarang harus progresif. Sehingga masalah tersebut harus dipikirkan pemerintah, bagaimana membangun nasionalisme progresif yang dapat membangun SDM, potensi alam serta kedaulatan bangsa sehingga dapat menyejahterakan rakyatnya,” tegas Yudi.
Sementara, Direktur Eksekutif LASTIKA ’98 Nuryaman Berry Hariyanto mengatakan di tengah semakin memudarnya identitas nasional, kini sudah saatnya siapapun yang tergerak untuk membangkitkan kembali nasionalisme Indonesia harus berani maju ke garda terdepan demi memperjuangkan hak-hak rakyat dan kedaulatan bangsa yang semakin menipis. Karena jika tidak, sebagai sebuah bangsa yang memiliki entitas warisan pusat peradaban dunia masa lampau, hanya akan menjadi bulan-bulanan ’Globalisasi tanpa Arah’.
JAKARTA – Tokoh muda pergerakan, Moh. Jumhur Hidayat mengatakan dikotomi kaum muda dan tua tak perlu lagi diperdebatkan untuk menentukan calon
BERITA TERKAIT
- Pelaku Pembakaran Balita di Tangerang Punya Hubungan Asmara dengan Ibu Korban
- Presiden KSPI Ungkap Ratusan Ribu Buruh Bakal Hadir saat May Day di Monas
- Menko Polkam Singgung Modifikasi Cuaca dan Water Bombing Untuk Tekan Karhutla
- Fadli Zon Resmikan Nama Jalan Haji Usmar Ismail di Kawasan Jam Gadang
- Presiden KSPSI Ajak Buruh Merayakan May Day di Monas yang Dihadiri Prabowo
- PT Indo RX Menang di Arbitrase, Kuasa Hukum: Kami Tidak Akan Pernah Berhenti Menuntut Pemulihan