Single Image
Oleh: Dahlan Iskan
Di wilayah barat Sumut itu mereka juga mengadakan kebaktian. Di tengah kebaktian itulah kakak sulung Yosua menerima telepon dari adiknyi di Jakarta.
Itulah telepon duka: Yosua meninggal.
Si sulung menjawil badan Sang ayah. Agar Sang ayah mau menerima telepon dari Jakarta. "Ada berita duka," ujarnyi.
Sang ayah lagi khusyuk kebaktian. "Nanti saja. Masih kebaktian," ujar Samuel, sang ayah, tanpa memahami itu soal nasib anaknya.
Sesaat kemudian ganti adik bungsu yang menjawil Sang ayah. "Terima telepon ini. Yosua meninggal," ujar si bungsu.
Kebaktian pun diakhiri. Mereka langsung naik mobil kembali ke Jambi. Perjalanan yang amat jauh. Mereka tidak sempat menyambut jenazah di bandara Jambi. Bahkan telat pula sampai rumah.
Perjalanan itu memakan waktu hampir 20 jam.
Setelah sampai rumah keluarga ingin segera membuka peti jenazah.