Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi

Siapkan Tim Khusus, sang Istri Minta Tak Diganggu

Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Bagian depan rumah lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1963 itu berdiri toko dua lantai. Lantai I untuk minimarket Indomaret, sedangkan lantai II untuk studio foto dan salon perawatan kecantikan. Lahan depan yang masih lowong digunakan sebagai tempat PKL.

Pengaturan lahan itu tampak begitu teratur. PKL penjual makanan pun tampak nyaman berjualan dan tertib. Tempat parkir kendaraan pengunjung berada di samping bangunan toko yang langsung berhadapan dengan rumah Sintong.

Meski rumah itu terkesan ramah kepada pelanggan, bukan hal yang gampang untuk bisa bertemu dengan Sintong sekarang. Setelah peluncuran bukunya, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, yang membuat publik terhenyak pekan lalu, mantan Danjen Kopassus itu seperti berusaha menghilang dari perhatian publik.

Setiap nomor telepon rumahnya dihubungi, Sintong selalu tidak ada di rumah. Saat ada yang mengangkat telepon, biasanya yang menjawab adalah pembantunya. ''Bapak sejak pagi pergi. Kalau pulang, sangat malam,'' kata salah seorang pembantu Sintong.

Setelah meluncurkan buku yang langsung membidik dua tokoh purnawirawan jenderal sekaligus, Sintong Panjaitan terkesan menghindar dari kejaran pers.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News