Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi

Siapkan Tim Khusus, sang Istri Minta Tak Diganggu

Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Wiranto, misalnya. Saat Soeharto dituntut mundur, kondisi Jakarta mengkhawatirkan. Sejumlah gedung dibakar, barang-barang dijarah, ada dugaan ratusan wanita diperkosa. Namun, kekacauan di ibu kota pemerintahan itu seperti dibiarkan begitu saja.

Wiranto yang menteri pertahanan dan keamanan (hankam) seolah sengaja menghindar dari tugas. Capres Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu malah meninggalkan Jakarta. ''Wiranto malah berangkat ke Malang untuk bertindak sebagai inspektur upacara pada sertijab PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) ABRI dari Divisi I kepada Divisi II Kostrad,'' tulisnya di buku bersampul hijau itu.

Wakil Presiden B.J. Habibie saat itu jelas kebingungan. Dia pun bertanya kepada Sintong ke mana saja pejabat tinggi ABRI saat itu. ''Di mana para perwira tinggi ABRI yang bertanggung jawab untuk menangani kerusuhan? Saya mendapat laporan di sana sini dibakar. Di sana sini hancur. Saya bingung,'' tulis Sintong menirukan pernyataan Habibie kala itu.

Kondisi itu, kata Sintong, jelas tidak masuk akal. Bagaimana mungkin tentara yang terlatih bisa ceroboh seperti itu. Apalagi, mereka yang berada di Malang bukan hanya Wiranto. Beberapa pejabat tinggi militer yang lain pun ikut ke sana. ''Kerusuhan Jakarta kan bukan hanya masalah Kodam Jaya, tetapi sudah menjadi masalah nasional,'' tulisnya.

Setelah meluncurkan buku yang langsung membidik dua tokoh purnawirawan jenderal sekaligus, Sintong Panjaitan terkesan menghindar dari kejaran pers.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News