Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Siapkan Tim Khusus, sang Istri Minta Tak Diganggu
Rabu, 18 Maret 2009 – 08:41 WIB
Pada 16 Mei, Soeharto memanggil Wiranto, KSAD Jenderal TNI Subagyo H.S., dan Menteri Sekretaris Negara Saadillah Mursyid ke kediamannya di Jalan Cendana. Soeharto menginstruksi mereka untuk membentuk operasi semacam Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Karena berbagai pertimbangan, nama itu lantas diubah menjadi Komando Operasi Kewaspadaan dan Keselamatan Nasional.
Sebagai seorang tentara, Soeharto mencium gelagat tidak baik yang bisa menggoyang posisinya. Karena itu, dia memberi kewenangan kepada Wiranto untuk melakukan langkah apa pun yang diperlukan untuk mengamankan Indonesia.
Namun, tulis Sintong, sikap Wiranto mengambang. Sikap dia tidak jelas, antara melaksanakan operasi itu atau menolak perintah tersebut. ''Seharusnya dia menghimpun semua potensi angkatan bersenjata dan memimpin mereka untuk menjamin terwujudnya keamanan dan ketertiban,'' katanya.
Pada saat yang sama, kata Sintong, Wiranto tidak konsekuen. Sebagai seorang panglima dia boleh-boleh saja menolak perintah presiden. Namun, dia harus mundur dari jabatannya paling lama delapan hari sejak penolakan perintah itu. Soeharto lantas menawarkan jabatan panglima Komando Operasi Kewaspadaan dan Keselamatan Nasional kepada Subagyo H.S. Subagyo rupanya setali tiga uang dengan Wiranto.
Setelah meluncurkan buku yang langsung membidik dua tokoh purnawirawan jenderal sekaligus, Sintong Panjaitan terkesan menghindar dari kejaran pers.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408