Sintong Panjaitan setelah Ungkap Memoar tentang Peralihan Masa Reformasi
Siapkan Tim Khusus, sang Istri Minta Tak Diganggu
Rabu, 18 Maret 2009 – 08:41 WIB
Prabowo langsung naik lift menuju lantai 4 tanpa seorang petugas pun yang bisa mencegahnya. Dia datang dengan persenjataan lengkap. Sintong teringat dengan insiden tewasnya Presiden Korea Selatan Park Chung Hee pada 26 Oktober 1979. Saat itu presiden ditembak dari jarak dekat oleh Jenderal Kim Jae-gyu dengan pistol dalam sebuah pertemuan di Istana Kepresidenan Korsel.
Akhirnya, Sintong lantas menyuruh salah seorang petugas mencegat Prabowo dan melucuti semua senjatanya. ''Kau ambil senjata Prabowo dengan cara sopan dan hormat,'' katanya.
Sintong sendiri sudah menyiapkan anggota berpakaian sipil bersenjata lengkap di lantai 4 untuk berjaga-jaga kalau-kalau Prabowo memberontak dan tak mau menyerahkan senjatanya. Rupanya, Prabowo menurut. Dia lantas membuka koperlrim, magasin peluru, dan sebilah pisau rimba khas Kostrad.
Kini, sekitar 10 tahun kemudian, saat Sintong memilih membuka usaha toko di rumah, dua kolega yang dia tulis di bukunya, Prabowo dan Wiranto, memimpin partai politik dan maju sebagai salah satu calon presiden Indonesia. (el)
Setelah meluncurkan buku yang langsung membidik dua tokoh purnawirawan jenderal sekaligus, Sintong Panjaitan terkesan menghindar dari kejaran pers.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408