Sinyal dari Amerika Bikin Rupiah Hari Ini Galau, Berpotensi Melemah Lagi?
jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 28 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp 14.865 per USD.
Mata uang Garuda anjlok dibandingkan penutupan perdagangan Rp 14.837 per USD.
Rupiah hari ini melemah seiring pernyataan hawkish pejabat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
"USD kembali naik ke level tertinggi baru satu bulan terhadap mata uang utama pada hari Jumat karena pembuat kebijakan Federal Reserve terus berbicara tentang perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut menjelang simposium utama Jackson Hole minggu depan," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (19/8).
USD bergerak lebih tinggi karena pejabat bank sentral semua menjelaskan bahwa The Fed masih memiliki pekerjaan untuk menaikkan suku bunga, bahkan ketika mereka berbeda dalam seberapa banyak kenaikan yang akan dilakukan.
Presiden The Fed St Louis James Bullard condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada September.
Di sisi lain, rekan Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) atau 75 bps bulan depan akan masuk akal.
Presiden The Fed Kansas City Esther George mengatakan dia dan rekan-rekannya tidak akan berhenti mengetatkan kebijakan sampai mereka benar-benar yakin bahwa inflasi yang terlalu panas akan turun.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 28 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp 14.865 per USD.
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin
- PT Sohnne Furnitur Internasional Berambisi Kuasai Pasar Amerika
- Rupiah Ambruk 63 Poin, Prabowo Diminta Segera Berbenah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Rupiah Hari Ini Melorot Lagi, Harga Emas Makin Meroket!