Sinyal JK Makin Kuat, Anies Capres
jpnn.com, JAKARTA - Jusuf Kalla (JK) telah menolak maju sebagai calon Presiden berdampingan dengan Agus Harimurti Yudhoyono pada Pilpres 2019. Disinyalir, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu memberi sinyal kepada Gubernur DKI Jakarta untuk berkompetisi pada pemilu nanti. Pasalnya, hubungan antara Wakil Presiden dengan Anies Baswedang semakin mesra.
Pantauan INDOPOS, beberapa kali JK dan Anies tertangkap kamera sedang bersama. Misalnya, pada Jumat (29/6) lalu, seusai rapat persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018, JK mengantarkan Anies ke Balai Kota DKI Jakarta. Kebersamaan JK dengan Anies berlanjut. Pada Selasa (3/7) malam, saat acara Halal Bi Halal dan Ulang Tahun ke-65, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, keduanya juga datang bersamaan dalam satu mobil.
Kemudian, Rabu (4/7), JK dan Anies kembali diketahui satu mobil datang ke acara silaturahim dan Halal Bi Halal PP Muhammadiyah. Saat ditanya soal kemesraannya tersebut? Anies mengaku, dirinya kerap satu mobil dengan JK karena rumah dinasnya tak jauh dari rumah dinas Wakil Presiden. ”Berangkat bareng karena rumahnya sebelahan. Jadi berangkat dari rumah pulang ke rumah,” kata Anies ketika ditemui di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Anies enggan menjawab pertanyaan awak media yang bertanya apa yang ia bahas dengan JK di dalam mobil selama perjalanan.
Sementara, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau Romi menafsirkan hal tersebut bisa dilihat dari bahas tubuh yang selama ini dilakukan oleh JK. Apalagi, beberapa hari belakangan ini, JK sering satu mobil dengan Anies. ”Kalau dilihat dari bahasa tubuh, JK lebih mendorong Anies jadi cawapres, apakah jadi cawapres Jokowi, poros kedua, atau poros ketiga,” jelasnya kepada wartawan di lokasi yang sama.
Menurut Romi, belum jelas kepada siapa Anies akan dipasangkan. Setidaknya, Anies bergabung di koalisi mana pun sebagai cawapres, termasuk mendampingi Jokowi. Yang paling kuat adalah upaya Gerindra agar Prabowo bisa berpasangan dengan Anies. Pasangan keduanya punya elektabilitas bagus dari berbagai survei. Kendalanya, adalah PKS. ”Problemnya apakah PKS mau? Di sisi lain, PKS mengusulkan Anies-Aher, jadi kalau Anies diangkat silakan atas nama Gerindra bukan atas nama PKS,” ucapnya.
Sementara, sambung Romi, jika pasangan Prabowo-Anies dibawa ke partai lain, maka akan terbentur dengan calon yang disiapkan partai tersebut. ”Kalau Prabowo mencoba menawarkan Prabowo-Anies ke PKB, kan PKB punya Cak Imin, ke PAN punya Pak Zul, ke Demokrat punya AHY,” ujarnya.
Atas alasan itu, Romi menilai, kemungkinan Anies ditawarkan untuk menjadi cawapres sangat kecil. ”Jadi kemungkinan ditawarkannya Anies masih sangat tipis. Masing-masing parpol yang belum menentukan sikap tentang capres-cawapres, masing-masing punya nama sendiri untuk diajukan,” imbuhnya.
Jusuf Kalla terus memberi sinyal kepada Anies Baswedan untuk maju pada pilpres mendatang
- AQUA Alirkan Kebaikan Berangkatkan Umrah Marbut di 6 Provinsi
- Bisnis Plasma Darah di PMI Dipertanyakan
- Dualisme di Tubuh PMI, Andi Rusni: Organisasi Lebih Besar dari Individu
- Aqua dan DMI Teken MoU Tingkatkan Kemitraan Strategis
- Yakin Pram-Rano Menang Satu Putaran, Anies Baswedan: Lihat Data KPU
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count