Sinyal Rekonsiliasi Hamas-Fatah
Jumat, 27 Februari 2009 – 06:41 WIB
KAIRO - Perseteruan dua faksi terbesar Palestina, Hamas dan Fatah, tampaknya, mulai mencair. Bukan tak mungkin, Palestina bersatu sebentar lagi akan terjadi. Tengara itu memancar dari meja perundingan yang dimediasi Mesir di Kairo kemarin (26/2). Langkah pertama, kedua pihak sepakat saling tukar tahanan, selanjutnya tidak akan saling perang kata-kata di media.
''Mudah-mudahan pertemuan ini benar-benar menjadi awal periode baru yang mengakhiri perpecahan negara,'' kata kepala intelijen Mesir Omar Suleiman, mediator perundingan antara Hamas dan Fatah, serta faksi-faksi lain Palestina seperti dilansir BBC.
Baca Juga:
Kesepakatan itu sangat berarti untuk kemaslahatan jangka panjang Palestina. Kepentingan jangka pendeknya, akan memudahkan upaya rekonstruksi Gaza yang hancur lebur dihantam operasi militer 22 hari Israel sejak akhir Desember lalu hingga menjelang Presiden Amerika Serikat Barack Obama dilantik 20 Januari. Itu akan memuluskan bantuan luar negeri dari Barat dan negara-negara lain yang selama ini menolak bantuan Gaza dikelola Hamas. Selain itu, Palestina secara utuh dapat lebih leluasa membaur dalam komunitas internasional.
Dialog rekonsiliasi itu pernah ditawarkan Mesir pada November lalu. Namun, Hamas yang awalnya setuju kemudian menarik diri dengan dalih Fatah masih menangkapi pejuang Hamas di Tepi Barat. Setelah Gaza hancur diserang Israel bulan lalu, barulah jalan rekonsiliasi itu terbuka kembali.
KAIRO - Perseteruan dua faksi terbesar Palestina, Hamas dan Fatah, tampaknya, mulai mencair. Bukan tak mungkin, Palestina bersatu sebentar lagi akan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer