Sinyal Tapering Off The Fed Makin Menguat, Kurs Rupiah Kamis Pagi Ambyar
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan nilai tukar (kurs) rupiah hari ini berpotensi melemah akibat menguatnya sinyal tapering off The Fed.
Menurutnya, saat ini pelaku pasar berekspektasi bank sentral Amerika Serikat itu akan melakukan penarikan stimulus atau tapering off.
Rupiah pada Kamis (19/8) dibuka melemah 232 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp 14.405 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.373 per USD.
"Rupiah mungkin bisa melemah terhadap USD hari ini karena pasar kembali mengantisipasi kemungkinan tapering di akhir tahun ini," kata saat dihubungi di Jakarta, Kamis (19/8).
Ariston menjelaskan setelah notulen rapat kebijakan moneter The Fed dirilis dini hari tadi, USD terlihat menguat terhadap mata uang utama dunia dan mata uang regional.
Berdasarkan notulen tersebut, pasar melihat ada kemungkinan The Fed mulai mengurangi kebijakan pembelian obligasi mulai tahun ini.
"Ini artinya likuiditas USD mulai ditarik dari pasar keuangan dan bisa mendorong penguatan USD," ujar Ariston.
Selain itu, lanjut Ariston, tekanan terhadap rupiah juga bisa disebabkan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus Covid-19 di dunia akibat varian delta yang kurvanya belum ada tanda penurunan.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyebut potensi pelemahan rupiah bisa berlanjut akibat sinyal kuat tapering off The Fed.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin
- Rupiah Ambruk 63 Poin, Prabowo Diminta Segera Berbenah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu