Sinyal Unair dan ITS Tak Naikkan Uang Kuliah

Sinyal Unair dan ITS Tak Naikkan Uang Kuliah
Mahasiswa. Ilustrasi Foto: Dipta/dok.JPNN.com

Menurut Nasih, perubahan skema UKT itu dikarenakan banyak mahasiswa yang punya tanggung jawab UKT tertinggi justru meminta penurunan di tengah-tengah masa studinya.

Mereka meminta kompensasi penurunan dengan alasan tidak sanggup membayar UKT yang angkanya bisa mencapai Rp 22,5 juta untuk prodi Pendidikan Kedokteran.

"Itu yang kami pikirkan. Kami atur skemanya dengan standar UKT yang tidak terlalu tinggi, atau bagaimana. Tapi yang pasti belum ada keputusan soal kenaikan UKT," jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh Rektor ITS, Prof Joni Hermana. Joni mengatakan ITS belum memiliki rencana untuk menaikkan UKT tingkat tiga sampai ke atas. "Belum ada rencana. Kami masih pakai UKT lama," jelasnya.

Meski demikian, perubahan UKT masih bisa dilakukan karena beberapa bulan terakhir ini merupakan waktu untuk proses pengkajian UKT.

Sehingga, UKT tertinggi masih pada prodi Sistem Perkapalan yang jumlahnya mencapai Rp 19,5 juta per semester.

"Mahasiswa ITS itu mayoritas mahasiswa yang dari kalangan menengah bawah, jadi jika ada kenaikan pun tidak akan signifikan," jelasnya.

Perubahan skema juga dilakukan Universitas Negeri Surabaya. Meski belum menjadi PTN BH, Unesa akan melakukan perubahan skema pada UKT III. Misalnya, dari UKT III dengan kisaran Rp 3-4 juta, maka akan diubah menjadi Rp 3,3 sampai Rp 4,3 juta.

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sudah menetapkan kuota penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News