Sinyur, 14 Tahun Tekun Memburu Fosil Gajah Purba di Situs Sangiran
Lulusan Setingkat SD, tapi Jadi Jujukan Arkeolog
Jumat, 30 November 2012 – 00:28 WIB

TEMUAN BARU: Asmorejo (67) yang dikenal warga Grogol Kecamatan Plupuh Jawa Tengah dengan sebutan Pak Sinyur sedang memperlihatkan temuan fosil berupa lutut Gajah Purba beserta gading yang tidak utuh di rumahnya. Asmorejo adalah warga lokal yang berprofesi sebagai petani sekaligus pencari fosil di sekitar Sangiran. Sinyur paling banyak menyumbang temuannya ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos
Kemampuan Sinyur mengidentifikasi tanah yang menyimpan fosil tersebut juga dimanfaatkan para mahasiswa arkeologi untuk belajar. Sejumlah peneliti arkeologi juga kerap bertandang ke rumahnya sekadar untuk berdiskusi soal penemuan fosil tersebut.
Para peneliti itu ingin belajar mengidentifikasi tanah yang di dalamnya menyimpan fosil. "Kalau ikut terus, pasti capek. Ada yang pernah ikut, lalu kakinya keseleo. Sebab, naik turun jurang," ujarnya.
Sutanto, seorang warga di kawasan Kalijambe, Sangiran, mengungkapkan, selama ini museum cukup rendah menghargai temuan fosil. "Saya pernah dengar, temuan gading hanya dihargai Rp 250 ribu dan diberi piagam. Padahal, untuk mengangkutnya ke permukaan tanah, butuh waktu sampai dua hari. Ya warga langsung bereaksi, piagamnya langsung disobek-sobek," ucapnya.
Dia menambahkan, menemukan fosil di situs tersebut memang serbadilematis. Selama ini, museum tak selalu mau menerima fosil yang tak utuh. "Namun, bila pecahan fosil dijual ke pedagang gelap, justru jadi masalah. Kami warga jadi serbasalah," katanya. (*/c5/ttg)
Tawaran harga fosil gajah purba yang"jauh lebih mahal di pasar gelap tak menggiurkan hati Sinyur. Ratusan temuan purbakala dengan telaten dia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri