Sipon
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Namun, pasca-Orde Baru sejumlah pegiatnya kemudian menjadi bagian penting dalam dinamika politik Indonesia.
Keberanian memang barang langka pada masa 1990-an.
Sejak kampus dibungkam oleh kebijakan normalisasi kehidupan kampus (NKK/BKK) pada 1978 dan Dewan Mahasiswa dibubarkan, mahasiswa Indonesia seperti ayam jago tanpa taji.
Keberhasilannya sebagai driving forces yang menjatuhkan Soekarno pada 1966, tinggal sebagai sebuah mitos atau nostalgia.
Bersamaan dengan kebijakan depolitisasi kampus, sebagai bagian rencana Orde Baru untuk menciptakan floating mass atau massa mengambang, mahasiswa pasca-1966 harus berjuang kembali mendapatkan otoritas politiknya sebagai juru bicara rakyat bagi Indonesia yang sedang berubah.
Sebuah negeri yang dulu termasuk new emerging forces yang anti-imperalisme dan kapitalisme, menjadi sebuah negeri yang siap membuka diri kepada pasar kapitalisme global.
Beberapa aktivis Aldera seperti Pius Lustrilanang dan Desmond J. Mahendra menjadi korban penculikan dan penyekapan.
Pius dan Desmond dilepaskan tetapi 13 orang korban penyekapan hilang tidak diketahui nasibnya. Di antara mereka termasuk Wiji Thukul.
Belakangan diketahui bahwa Wiji menjadi korban penculikan dan penyekapan yang dilakukan terhadap para aktivis gerakan mahasiswa yang menentang Orde Baru.
- IMDE Gelar Kuliah Umum Bertema Tips dan Trik Wawancara Tokoh
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Demi Prabowo, Feri Mengajak Rakyat Kalahkan 20 Calon Kada yang Didukung Mulyono
- Bank Mandiri Bersama 3 BUMN Salurkan Bantuan bagi Putra Putri TNI & Polri
- Deddy PDIP: Saya Tersinggung, Pak Prabowo Diperlakukan Seperti Itu di Solo
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?