Siratal Mustaqim untuk Tiga Juta Gula
Senin, 22 April 2013 – 01:01 WIB
Pabrik-pabrik gula swasta memproduksi satu juta ton. Dengan demikian, BUMN dan swasta hanya mampu menyediakan gula maksimum 2,9 juta ton. Jelas masih ada kekurangan 3 juta ton. Itulah yang harus diimpor. Baik dalam bentuk gula pasir/cair untuk industri makanan/minuman maupun dalam bentuk raw sugar.
Pernah ada semacam road map lama: perusahaan-perusahaan yang diberi izin impor raw sugar harus membangun pabrik gula. Impor itu dimaksudkan untuk sementara. Keuntungan impor raw sugar bisa untuk modal membangun pabrik gula baru. Dengan demikian, kekurangan gula teratasi, harganya terkendali, inflasi tidak melonjak, dan modal untuk bikin pabrik gula baru bisa didapat.
Tapi, semua itu hanya di atas kertas. Kenikmatan impor raw sugar ternyata telah memabukkan siapa saja. Orang mabuk bisa lupa jalan menuju pulang, apalagi jalan menuju swasembada. Dua tahun telah lewat. Tiga tahun berlalu. Empat tahun tidak ada kabar. Lima tahun sunyi. Enam tahun lupa.
Pernah pula ada ide revitalisasi pabrik gula BUMN. Begitu gencarnya ide itu, sampai-sampai diyakini itulah obat kuat satu-satunya. Memang pabrik-pabrik gula BUMN sudah pada tua. Otot-ototnya sudah kendur dan syahwatnya melemah. Tidak ada jalan lain kecuali mesin-mesinnya diganti dengan yang baru, besar, dan modern.
SUDAH pasti kita tidak akan bisa swasembada daging di tahun 2014. Persoalan masih begitu banyak. Bahkan, road map menuju sana pun ternyata salah.
BERITA TERKAIT