Sisakan Fondasi Rumah dan Sumur Bersejarah
Minggu, 03 Maret 2013 – 12:10 WIB
Begitu juga dengan dua bangunan rumah plus satu pendapa di dalamnya. Kusen dan pilar-pilarnya masih tampak mengkilat. Maklum saja, tempat yang sebenarnya sudah terbagi-bagi menjadi tanah warisan itu kini dijadikan tempat kajian dan memorial Jenderal Besar H M. Soeharto.
Di rumah yang sederhana itulah, pada 8 Juni 1921, seorang perempuan bernama Sukirah melahirkan bayi laki-laki. Oleh sang ayah, Kertosudiro, bayi laki-laki tersebut diberi nama Soeharto.
Adalah Probosutedjo yang menginisiasi pembangunan kembali tempat kelahiran Soeharto. ”Sebenarnya gedung (bangunan) ini semula sudah habis dibagi-bagi untuk keluarga,” tutur Probosutedjo saat peresmian tempat kajian dan memorial Soeharto Jumat (1/3).
Probosutedjo merupakan adik Soeharto dari ayah yang berbeda. Perkawinan Kertosudiro dan Sukirah tidak bertahan lama. Keduanya berpisah tidak lama setelah Soeharto lahir. Sukirah menikah lagi dengan Atmoprawiro dan melahirkan anak, salah satunya Probosutedjo.
INILAH salah satu cara keluarga Soeharto mikul duwur, mendem jero terhadap mantan presiden Republik Indonesia (RI) tersebut. Rumah tempat kelahiran
BERITA TERKAIT
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408
- Melihat dari Dekat Upaya Tanoto Foundation Membentuk Generasi Unggul di TSG 2024