Sisi Gelap Algoritma TikTok yang Mengancam Kesehatan Jiwa dan Pikiran Pengguna
Perusahaan tersebut mengatakan ini disebabkan kesalahan algoritma, namun pengguna dari kelompok minoritas mengatakan ini dikarenakan suatu pola.
Beberapa pembuat konten lainnya yang memposting video pro-Palestina mengalami hal yang sama.
Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI) melakukan penyelidikan akademis pertamanya mengenai kegiatan sensor di TikTok dan menemukan bahwa perusahaan tersebut aktif menggunakan algoritmanya untuk menghilangkan konten yang dianggap kontroversial.
Penelitian yang didanai Departemen Amerika Serikat ini menemukan bahwa hashtag mengenai penahanan warga Uyghur, pengunjuk rasa Hong Kong, kelompok LGBTQI dan kelompok anti Pemerintah Rusia adalah beberapa yang dilarang.
"Kami melihat bukti penyeleksi konten yang ada di Tiongkok, bagaimana cara pikir ini masih diberlakukan pada TikTok di luar Tiongkok," ujar Fergus Ryan dari ASPI.
Menurutnya, TikTok kesulitan menemukan identitasnya.
"Semakin banyak yang tahu tentangnya, khususnya setelah banyak masalah, perusahaan ini berusaha untuk memisahkan TikTok, perusahaannya, dari akarnya di Tiongkok. Namun tentu saja, hubungan ini tidak bisa diredam sepenuhnya."
Dalam pernyataannya, TikTok membantah perusahaan itu terlibat dalam pelarangan konten.
Penyelidikan ABC menemukan jika algoritma aplikasi ini mengancam kesehatan jiwa dan pemikiran penggunanya
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Viral Dugaan Politik Uang Rudi Seno di TikTok, Netizen Beri Komentar Beragam
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis