Sisi Gelap Algoritma TikTok yang Mengancam Kesehatan Jiwa dan Pikiran Pengguna

"Sulit sekali untuk mematahkan siklus ini. Sudah dirancang sedemikian rupa sehingga konten yang disaksikan tidak ada ujungnya."
Semakin sering 'scroll', semakin banyak iklan yang kita lihat. Inilah yang menyebabkan perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance untuk bernilai lebih dari $250 miliar.
Menjadi sebuah obsesi
Ketika Lauren mengunduh TikTok, algoritmanya menampilkan video 'influencer' fitness terkenal yang bentuk tubuhnya serupa dengannya.
'Influencer' itu selalu memperhitungkan asupan makanan yang dikonsumsinya dan telah menurunkan berat badan secara signifikan.
"Ketika saya [mengikuti] dia, konten serupa mulai bermunculan," kata Lauren.
"Yang saya tonton bukan lagi video gerakan tarian lucu atau semacamnya. Fokusnya cuma di 'fitness' dan gaya hidup sehat."
Algoritma TikTok mendorong Lauren untuk mengikuti tren viral untuk mencatat seberapa banyak kalori yang ia konsumsi setiap harinya.
Kebiasaan ini, menurut pakar, bisa menyebabkan gangguan makan.
Penyelidikan ABC menemukan jika algoritma aplikasi ini mengancam kesehatan jiwa dan pemikiran penggunanya
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Video Reels di Instagram Sudah Bisa Dipercepat, Begini Caranya
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang