Sisi Gelap Algoritma TikTok yang Mengancam Kesehatan Jiwa dan Pikiran Pengguna
"Sulit sekali untuk mematahkan siklus ini. Sudah dirancang sedemikian rupa sehingga konten yang disaksikan tidak ada ujungnya."
Semakin sering 'scroll', semakin banyak iklan yang kita lihat. Inilah yang menyebabkan perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance untuk bernilai lebih dari $250 miliar.
Menjadi sebuah obsesi
Ketika Lauren mengunduh TikTok, algoritmanya menampilkan video 'influencer' fitness terkenal yang bentuk tubuhnya serupa dengannya.
'Influencer' itu selalu memperhitungkan asupan makanan yang dikonsumsinya dan telah menurunkan berat badan secara signifikan.
"Ketika saya [mengikuti] dia, konten serupa mulai bermunculan," kata Lauren.
"Yang saya tonton bukan lagi video gerakan tarian lucu atau semacamnya. Fokusnya cuma di 'fitness' dan gaya hidup sehat."
Algoritma TikTok mendorong Lauren untuk mengikuti tren viral untuk mencatat seberapa banyak kalori yang ia konsumsi setiap harinya.
Kebiasaan ini, menurut pakar, bisa menyebabkan gangguan makan.
Penyelidikan ABC menemukan jika algoritma aplikasi ini mengancam kesehatan jiwa dan pemikiran penggunanya
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Viral Dugaan Politik Uang Rudi Seno di TikTok, Netizen Beri Komentar Beragam
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis