Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama

Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama
Elin worked on an Australian farm. (ABC News: Paul Yeomans)

ABC tidak bisa menghubungi pria tersebut, tapi pemilik perusahaan penyalur tenaga kerja membantah tuduhan Elin dan mengatakan perusahaannya telah diaudit secara teratur.

Pihak perusahaan mengatakan pekerja tercepat yang disalurkan bisa menanam 1.000 bibit stroberi per jam. Menurut mereka bayaran kecil yang diterima Elin menunjukkan bahwa Elin "hanya menanam 60 bibit stroberi per jam".

Pemilik perusahaan penyalur tenaga kerja menambahkan perusahaannya tidak menyediakan akomodasi, serta tidak pernah menjalin "hubungan pribadi dengan pekerja".

Elin bersikukuh dengan ceritanya dan telah membuat dua laporan anonim ke Fair Work Ombudsman (FWO), lembaga yang mengawasi kondisi di tempat kerja.

"Saya berharap lembaga ini bisa menghentikan perbuatan mereka yang mengeksploitasi orang seperti ini," katanya.

Namun FWO menyatakan pihaknya tidak bisa memberikan komentar kasus individual.

Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama Photo: Elin says she was underpaid throughout her farm work. (ABC News: Paul Yeomans)

 

Setelah bekerja selama dua bulan di sebuah usaha pertanian di Queensland, Elin cuma bisa mendapatkan penghasilan sebesar $70, atau sekitar Rp700 ribu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News