Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama

Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama
Elin worked on an Australian farm. (ABC News: Paul Yeomans)

Hanya 14 persen kasus yang ditangani dengan penegakan hukum.

Menurut FWO, penegakan hukum diterapkan untuk 3 persen kasus, dan 11 persen sisanya diselesaikan melalui tindakan lain untuk "memastikan ada penegakan kepatuhan".

Ketika ditanya mengapa lebih mengutamakan jalan damai, juru bicara FWO mengatakan mereka ingin menyelesaikan suatu kasus sebelum menjadi kasus hukum.

"Pendekatan ini membantu menjaga hubungan kerja produktif dan kooperatif serta memungkinkan ganti rugi lebih cepat dibayar," kata juru bicara FWO.

Sisi Lain Backpacker di Australia: Dibayar Murah, Digerayangi Sejak Hari Pertama Photo: Mantan ketua Satgas Pekerja Migran Allan Fels. (ABC News: Patrick Rocca)

 

Mantan ketua Komisi Persaingan dan Konsumen Australia, Allan Fels, menilai data kasus FWO memperkuat dugaannya jika lembaga pengawas ini terlalu mengutamakan pemberian nasehat dan jalan damai ketimbang penegakan hukum.

"Fair Work Ombudsman, apapun alasannya, belum berbuat banyak dalam menegakkan hukum di sektor ini," ujarnya.

Allan Fels mengetuai Satgas Pekerja Migran yang dibentuk oleh Pemerintah Federal antara tahun 2016 dan 2018.

Setelah bekerja selama dua bulan di sebuah usaha pertanian di Queensland, Elin cuma bisa mendapatkan penghasilan sebesar $70, atau sekitar Rp700 ribu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News