Sisi Lain Kehidupan Marzuki Alie
Tinggalkan Rumah Jabatan, Pilih Bertetangga dengan Rakyat Biasa
Senin, 16 Januari 2012 – 00:16 WIB
Tetangga Marzuki juga merasa heran, karena mantan direktur di BUMN pabrik semen itu tak menempati rumah jabatan yang jelas-jelas jauh lebih nyaman. "Ini bisa dibilang perkampungan. Bukan perumahan. Tapi Pak Marzuki tetap mau tinggal di sini," ungkapnya lagi.
Bagaiman dengan para pengawal Marzuki yang nyaris berinteraksi setiap hari" Pengawal Marzuki punya cerita lain tentang kepribadian pria kelahiran Palembang 6 November 1955 itu. Marzuki selalu tak sampai hati ketika melihat pengawalnya yang biasa menjadi voorijder dengan sepeda motor Yamaha berkapasitas silnder besar membelah jalanan di tengah guyuran hujan. Marzuki merasa tak enak hati jika dirinya di dalam mobil yang nyaman, sementara pengawalnya basah kuyup. "Kalau hujan, bapak marah kalau melihat kami kebasahan. Makanya kalau hujan, kami disuruh minggir," kata seorang pengawal Marzuki. Sedangkan Edison, salah satu ajudan Marzuki punya cerita lain. Jika ada tamu, sering kali suguhan makanan atau pun minumannya dipesan langsung dari warung di sekitar rumah Marzuki. Selain untuk membantu agar para pedagang itu bisa eksis, juga supaya para tamu menikmati hidangan sederhana. Seperti lontong sayur, pecel ayam, mie instan, kopi dan lainnya. Itu dilakukan secara adil kepada setiap pedagang. "Nanti bayarnya tiap bulan. Direkap semua," kata Edison.
Soal pilihan untuk memilih hidup tak bermewah-mewah, Marzuki juga punya prinsip sendiri. Ia tak mau mengeruk kekayaan dengan memanfaatkan jabatannya. Alasannya simpel, karena tak mau terperosok seperti teman-temannya di DPR yang dijerat KPK lantaran menambah pundi-pundi dengan cara haram.
Sebut saja Sarjan Taher, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat periode 2004-2009 yang dijerat KPK lantaran menerima pelicin alih fungsi hutan Tanjungapi-api di Sumatera Selatan. Sarjan adalah politisi yang mengenalkan Marzuki dengan para pendiri Partai Demokrat lainnya sebelum partai binaan SBY itu resmi terbentuk. "Terus terang saya orang yang belum pernah susah, tapi juga nggak pernah berlebihan,” ucapnya.
Sosok Marzuki Alie nyaris tak pernah lepas dari kontroversi. Kebiasannya ceplas-ceplos dan tanpa tedeng aling-aling membuatnya sering jadi bulan-bulannan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408