Sistem e-Meterai Tidak Dapat Diakses, Peruri Panen Kritikan
jpnn.com, JAKARTA - Kegagalan sistem e-meterai atau meterai elektronik milik Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) sejak Senin (19/2) menimbulkan kritik.
Tidak hanya menghambat operasional harian pengguna layanan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapan Peruri dalam mendukung inisiatif digitalisasi.
Platform media sosial, seperti Fomo dan Twitter telah menjadi ajang bagi warganet untuk mengungkapkan kritik dan kekesalan mereka karena tidak bisa mengakses layanan e-meterai, komponen krusial dalam pengesahan dokumen secara digital.
Keluhan ini bukan hanya datang dari individu, tetapi juga dari beberapa klien korporat besar Peruri, seperti sektor jasa keuangan dan telekomunikasi.
Kegagalan sistem ini juga menimbulkan keraguan atas kapabilitas Peruri dalam menjalankan program-program strategis pemerintah, khususnya terkait dengan inisiatif Govtech Indonesia yang bertujuan untuk mempercepat digitalisasi layanan pemerintah.
Ketidaksiapan dan kegagalan dalam mengelola infrastruktur digital yang krusial seperti e-meterai menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat tentang sejauh mana Peruri dapat diandalkan dalam proyek-proyek digitalisasi pemerintah yang lebih luas dan kompleks.
Dalam menghadapi situasi ini, Peruri telah mengeluarkan permohonan maaf dan menyatakan bahwa mereka sedang berupaya memperbaiki masalah tersebut.
Tim Helpdesk PT Peruri Digital Security (PDS) menyatakan bahwa adanya gangguan terkait layanan tanda tangan digital, serta e-meterai.
Masyarakat mempertanyakan sistem e-meterai Peruri tidak dapat diakses sejak Senin (19/2).
- Pengguna Layanan Ferizy Tembus 2,59 Juta, ASDP Terus Genjot Digitalisasi E-Ticketing
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- Gedung Kantor Peruri Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Dukung Masa Depan Bangsa, Peruri Berikan Beasiswa bagi Anak TNI POLRI
- Survei Schneider Electric: 71 Persen Pemimpin Bisnis Memprioritaskan Keberlanjutan