Sistem EDAT dari Teluk Bintuni Raih Penghargaan UNPSA

Sistem EDAT dari Teluk Bintuni Raih Penghargaan UNPSA
Nyamuk Aedes Aegypti. Foto Wikipedia

Pada 2017, program ini berhasil mereduksi penyebaran malaria dari angka 9,2 persen ke angka 0,02 persen di 12 desa. Selain mengurangi penyebaran, program ini juga sukses mengurangi tingkat morbiditas malaria dari 115 penderita per 1000 penduduk (2009) menjadi 5 penderita malaria dari 1000 penduduk (2016).

Selain Indonesia, ada layanan publik dari tujuh negara lain yang menjadi juara UNPSA. Pada kategori yang sama dengan Indonesia, Austria menjadi juara di wilayah Eropa Barat dengan program pelatihan bagi para migran dan pengungsi. Austria memiliki program yang dinamakan Talents for Austria yang bertugas untuk memberi pendidikan dasar, pendidikan asrama, hingga pelatihan kerja.

Korea Selatan, Spanyol dan Kolumbia menjadi juara UNPSA untuk kategori Membentuk Institusi Inklusif dan Memastikan Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan. Sedangkan untuk kategori Promosi Layanan Publik yang Responsif terhadap Semua Gender untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan diraih oleh Kenya sebagai wakil dari benua Afrika, Thailand di wilayah Asia Pasifik, dan Swiss di wilayah Eropa Barat. (adv/jpnn)


Pada 2018 ini, Kabupaten Teluk Bintuni berhasil menjadi pemenang United Nations Public Service Awards (UNPSA).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News