Sistem EPR, Cara Jitu Korea Selatan yang Berhasil Menangani Masalah Sampah Plastik

“Pemerintah Korea Selatan meminta perusahaan dan produsen mengurangi pembuatan botol berwarna. Botol-botol plastik bening lebih disarankan,” sambungnya.
Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga mewajibkan warga memilah sampah saat dibawa ke tempat pembuangan umum. Hal itu memudahkan petugas untuk memisahkan sampah/ penyortiran untuk kegiatan daur ulang dan bernilai circular economy.
Hasil dari pengolahan dan daur ulang sampah itu dijadikan energi pembangkit listrik dan bahan di pabrik kertas di Korea Selatan.
“Sampai dengan 2021 tercatat, Korea Selatan sudah recycle sampah plastic 943.000 ton melalui sistem EPR,” tambah Professor dari Department of Environmental Engineering at Chungnam Nationa University Korea Selatan tersebut.
Prof. Yong-Chul Jang mengatakan untuk menjalankan sistem EPR yang mampu menyelesaikan masalah sampah dalam suatu negara, pemerintah harus membangun sudut pandang yang jelas dan tegas secara legal.
Selain itu, semua stakeholders harus bersatu padu berkomitmen menjalankan sistem itu. Sistem EPR yang dijalankan itu juga harus diawasi dan evaluasi setiap proses pelaksanaannya.
“Perlu ada transparansi dari semua pihak dalam melaksanakan sistem EPR,” pungkasnya. (flo/jpnn)
Hasil dari pengolahan dan daur ulang sampah plastik itu dijadikan energi pembangkit listrik dan bahan di pabrik kertas di Korea Selatan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Gandeng Kemenhub, ASDP Kurangi Emisi Karbon 10,2 Ton Lewat RVM
- Shin Tae Yong Ditunjuk Menjadi Waketum Federasi Sepak Bola Korsel
- Laga Perdana Piala Asia U-17, Timnas Indonesia Tidak Gentar Lawan Korea Selatan
- Menteri LH Akan Gugat Produsen Penyumbang Sampah Plastik